Searching...
Minggu, 09 November 2014

APAKAH SYEIKH AL-BANI BERSENDIRIAN DALAM MENDHA’IFKAN HADIST MENGADZANKAN BAYI


       Hadist  mengazdankan bayi adalah merupakan hadist yang menjadi perdebatan di kalangan para ulama ada yang menshahihkan dan adapula yang melemahkan
Hadist tentang mengazdankan bayi di riwayatkan dari tiga orang sahabat
1.       Abu Rofi’
2.       Al-husain bi n ‘Ali
3.       Ibnu ‘Abbas

       Saya disini tidak membahas status hadist tersebut karena memang hal ini telah di bahas oleh para Ustadz-Ustadz, akan tetapi yang saya bahas
dalam tulisan ini adalah klaim sebagian orang bahwa Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani adalah orang yang pertama kali mendha’ifkan hadist ini.
Benarkah pernyataan beliau tersebut bahwa awal dari pendhai’afan hadist mengazdzankan bayi kembali kepada Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani???
      Kalau sekiranya kita mau membuka kitab-kitab takhrij hadist kita akan mendapatkan bahwa pernyataan beliau tidaklah benar, melainkan disana terdapat sejumlah para ulama sebelum dan seseudah Syeikh Muhammad Nashiruddin Al-Albani yang mendha’ifkan hadist mengadzankan bayi ketika lahir.
Berikut penukilannya

1.      Hadits pertama:
Dari ‘Ubaidillah bin Abi Rofi’, dari ayahnya (Abu Rofi’), beliau berkata,
رَأَيْتُ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ بْنِ عَلِيٍّ حِينَ وَلَدَتْهُ فَاطِمَةُ بِالصَّلَاةِ
Aku telah melihat Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam mengumandangkan adzan di telinga Al Hasan bin ‘Ali ketika Fathimah melahirkannya dengan adzan shalat.” (HR. Ahmad, Abu Daud dan Tirmidzi)’
Berkata Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam kitab At-talkhis Al-habiir 4/367
وَرَوَاهُ الطَّبَرَانِيُّ وَأَبُو نُعَيْمٍ مِنْ حَدِيثِهِ بِلَفْظِ: "أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ"، وَمَدَارُهُ عَلَى عَاصِمِ بْنِ عُبَيْدِ اللَّهِ؛ وَهُوَ ضَعِيفٌ.
“diriwayatkan oleh At-Tabrani dan Abu Nu’aim dari Hadistnya dengan lafadz

أَذَّنَ فِي أُذُنِ الْحَسَنِ وَالْحُسَيْنِ
 dan semua rawinya kembali menuju ‘Ashim bin ‘Abdillah sedangkan dia itu LEMAH”.


Berkata Al-Imam Yahya Bin Al-Qothoon dalam kitabnya bayanul wahm wal iihaam fii kitaabil ahkaam 4/594
وذكر من طريق أبي داود ، عن أبي رافع قال : ' رأيت رسول الله  أذن في أذن الحسن بن علي حين ولدته فاطمة بالصلاة .   وسكت عنه ، وإنما يرويه عنده عاصم بن عبيد الله ، عن عبيد الله بن أبي  رافع ، عن أبي رافع .   وعاصم ، هو العمري ، ضعيف الحديث ، منكره ، مضطربه
“dan beliau (Al-imam Al-Isybilii) menyebutkan dari jalan Abu dawud dari Abi Rafi’ telah berkata: “aku melihat Rosulullah sholallahu ‘alaihi wa sallam mengadzankan di telinga Al-hasan Bin ‘Ali ketika Fatimah melahirkannya dalam keadaan Sholat.” Kemudian beliau mendiamkannya, hanya saja hadist ini di riwayatkan dari ‘Ashim bin Abdillah dari ‘Ubaidilah bin Rafi’ Dari Abi rafi. Dan ‘Ashim ini adalah Al-‘Umary seoarng yang LEMAH, MUNKARUL HADIST dan MUDHTARIB (GUNCANG RIWAYATNYA)
Berkata Ibnu thohir Al-Maqdisi kitaab ma’rifatu At-tadzkiroh 1/37
رأيت النبي أذن في أذن الحسن حين ولد
فيه عاصم بن عبد الله بن عاصم بن عمر بن الخطاب ضعيف
(hadist) “ aku melihat Rosulullah adzan di telinga Al-hasan tatkala lahir” di dalamnya ada perawi yang bernama ‘Ashim bin ‘Abdillah bin ‘Ashm bin ‘Umar bin Al-khattab (dan dia itu) LEMAH

Berkata Syeikhunaa Abdul muhsin Al-‘abbad dalam kitabnya syarh sunan abu dawud
والشيخ ناصر حسنه في بعض كتبه، وأخيراً رجع عن ذلك، ففي إسناده رجل ضعيف وهو عاصم بن عبيد الله، وقد ذكر أن في شعب الإيمان للبيهقي حديثاً عن الحسن يتعلق بالأذان وقد قيل: إنه شاهد لهذا، والشيخ ناصر قال: إنه بعدما طبع الكتاب رأى إسناده وإذا في إسناده رجل وضاع ومتروك، وكان قبل ذلك يظن أنه شاهد لحديث أبي رافع الموجود معنا، وعلى هذا فلا يصلح أن يكون شاهداً ما دام أن فيه كذاباً ومتروكاً،
“ dan Syeikh Nashir telah menghasankannya dalam sebagian bukunya, kemudian beliau ruju’ dari pendapatnya tersebut karena memang dalam sanadnya terdapat seorang yang lemah yaitu ‘Ashim bin ‘ubaidillah dan telah disebutkan (kepada beliau) bahwa didalam syu’abul iman oleh Al-baihaqi terdapat hadist yang hasan berkaitan dengan mengadzankan (bayi) dan di dakatakan padanya itu  (syu’abul iman) dicetak dan beliau melihat ternyata dalam sanadnya ada seorang PENDUSTA dan MATRUK yang sebelumnya beliau menyangka itu bisa menjadi penguat hadist Abi rafi’ maka oleh sebab itu hadist tersebut tiak bisa menjadi penguat selama didalamnya terdapat seoarang pendusta dan matruk.

2.      Hadits kedua:
Dari Al Husain bin ‘Ali, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
مَنْ وُلِدَ لَهُ مَوْلُودٌ فَأَذَّنَ فِي أُذُنِهِ الْيُمْنَى وَأَقَامَ الصَّلَاةَ فِي أُذُنِهِ الْيُسْرَى لَمْ تَضُرَّهُ أُمُّ الصِّبْيَانِ
“Setiap bayi yang baru lahir, lalu diadzankan di telinga kanan dan dikumandangkan iqomah di telinga kiri, maka ummu shibyan tidak akan membahayakannya.” (Diriwayatkan oleh Abu Ya’la dalam musnadnya dan Ibnu Sunny dalam Al Yaum wal Lailah). Ummu shibyan adalah jin (perempuan).
Berkata Al-Hafidz Al-‘iroqi dalam Takhrijnya terhadap kitab Ihya’ ulumuddin
حديث من ولد له مولود وأذن في أذنه اليمنى وأقام في أذنه اليسرى رفعت عنه أم الصبيان أبو يعلى الموصلي وابن السني في اليوم والليلة والبيهقي في شعب الإيمان من حديث الحسين بن علي بسند ضعيف.
“Hadist” Setiap bayi yang baru lahir, lalu diadzankan di telinga kanan dan dikumandangkan iqomah di telinga kiri, maka ummu shibyan tidak akan membahayakannya.” (diriwayatkan oleh) Abu Ya’ala Al-Mushilii , Ibnu As-Sunni di kitabnya Alyaum wal lailah dan Al-baihaqi di kitabnya syu’abul iman ari hadist Ali bin Husain  dengan sanad yang LEMAH


Al-imam Adz-Dzahabi tatkala menyebutkan biografi  Yahya Bin Al’ala dan menyebutkan beberapa perkataan para ulama bahwa dia adalah pendusta  beliau berkata:
وبه من ولد له مولود فأذن في أذنه وأقام في اليسرى لم تضره أم الصبيان
“ dan termasuk Hadist yang di riwayatkannya adalah hadist“ barangsiapa yang dia melahirkan seorang bayi kemudian diadzankan dari telinga kanannya dan di qomatkan dari telinga kirinya maka ibunya tidak akan mengalami bahaya.”

3.      Hadits ketiga:
Dari Ibnu Abbas, beliau mengatakan,
أذن في أذن الحسن بن علي يوم ولد ، فأذن في أذنه اليمنى ، وأقام في أذنه اليسرى
“Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam adzan di telinga al-Hasan bin ‘Ali pada hari beliau dilahirkan maka beliau adzan di telinga kanan dan iqamat di telinga kiri.” (Diriwayatkan oleh Al Baihaqi dalam Syu’abul Iman)
Berkata Al-Imam Baihaqi dalam kitabnya Syu’abul iman 6/390
في هذين الإسنادين ضعف
Didalam dua sanad ini terdapat KELEMAHAN

      Jadi klaim sebagian orang bahwa syeikh Al-bani adalah orang yang pertama kali dan satu-satunya yang melemahkan hadist mengazdankan bayi ketika lahir hanya bualan dan isapan jempol semata...

Semoga bermanfaat...

Wallahu’alam

Ditulis oleh 


Agus Susanto bin Sanusi
Di Madinah Nabawiyah 25 Dzul Qo’dah 1435 H

1 komentar: