Menjelang hari
raya banyak kita dapati dipinggir-pinggir jalan beberapa orang yang menawarkan
jasa untuk menukarkan uang. Tentunya kalau hanya sekedar menukarkan uang tanpa
ada tambahan tidak menjadi permasalahan, tapi penukaran jasa tersebut ada tambahannya
beberapa persen.
Bagaimakah
pandangan agama dalam praktek seperti ini?
Berikut
uraiannya, semoga bermanfaat..
A. Haramnya
riba’
Untuk memulai
tulisan kami ini perlu sekiranya kami memberikan penjelasan terlebih dahulu
akan keharaman riba’ berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Perlu diketahui
bahwa riba’ adalah sesuatu yang diharamkan oleh Allah dan Rosul-Nya.
Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا
لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ
ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُواْ إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللّهُ
الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَن جَاءهُ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِ فَانتَهَىَ فَلَهُ
مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ
هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“ Orang-orang
yang memakan riba’ tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang
kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jal
beli sama dengan riba’ padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan
mengharamkan riba’. Barangsiapa mendapat peringatan dari tuhannya, lalu dia
berhenti, maka apa yang diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya
kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka
kekal didalmnya.”
(Q.S
Al-Baqoroh:275)
Dalam ayat yang
lain Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengkabarkan kepada kita bahwa dosa riba’
adalah suatu bentuk pernyataan perang terhadap Allah Dan Rosul-Nya
Allah
Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا
الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللَّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم
مُّؤْمِنِينَ فَإِن لَّمْ تَفْعَلُواْ فَأْذَنُواْ بِحَرْبٍ مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ
وَإِن تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُؤُوسُ أَمْوَالِكُمْ لاَ تَظْلِمُونَ وَلاَ تُظْلَمُون
“ Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah
kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba’ jika kamu orang yang beriman. Jika
kamu tidak melaksanakannya maka umumkanlah perang dari Allah dan Rosul-Nya.
Tetapi jika kamu bertaubat maka kamu berhak atas modal hartamu. Kamu tidak bisa
berbuat zalim dan tidak dizalimi.”
(Q.S Al-Baqoroh 278-279)
Rosulullah Sholallahu
‘Alaihi Wa Sallam telah menjadikan dosa memakan riba’ sebagai dosa yang bisa
membinasakan.
Dari Abu
Hurairoh Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wa
Sallam bersabda:
اجتنبوا
السبع الموبقات قالوا يا رسول الله وما هن ؟ قال الشرك بالله والسحر وقتل النفس
التي حرم الله إلا بالحق وأكل الربا وأكل مال اليتيم والتولي يوم الزحف وقذف
المحصنات المؤمنات الغافلات
“ Jauhilah tujuh (dosa) yang membinaskan.
Mereka (para sahabat) mengatakan: Apa itu Wahai Rosulullah? (beliau) berkata:
Syirik kepada Allah ,Sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan
yang dibenarkan, memakan (harta) riba’, memakan harta anak yatim, lari pada
hari pertempuran, menuduh wanita beriman yang baik-baik dengan tuduhan zina.”[1]
Dan dosa riba’ ini juga merupaka dosa yang
menyebabkan pelakunya mendapat laknat dari Rosulullah Sholallahu
‘Alaihi Wa Sallam.
Dari Jabir Radhiyallahu
‘Anhu berkata:
لَعَنَ
رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ
وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ.
“ Rosulullah
Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam melaknat orang yang
memakan riba’, orang yang diwakilkan, juru tulisnya, dan dua orang saksinya
beliau besabda: mereka sama (dalam dosanya).”[2]
Dalil-dalil diatas telah menunjukkan kepada kita bahwa riba’
adalah suatu yang diharamkan dan termasuk diantarara dosa-dosa besar yang wajib
kita jauhi.
Riba’ dalam jual beli menurut mayoritas Ahli fiqih terbagi
menjadi dua:
1. Riba’ fadl yaitu tambahan dalam bentuk harta pada akad jual
beli dalam satu jenis(misal satu gram
mas dijual dengan dua gram mas)
2. Riba’ Nasi’ah yaitu Tambahan yang disyaratkan dalam jual
beli dan pinjaman sebagai
suatu ganti akan tenggang waktu yang disepakati
Kedua jenis
tersebut adalah jenis riba’ yang diharamkan oleh Allah dan Rosul-Ny berdasarkan
hadist berikut ini:
Hadist
pertama : Dari Abu Sa’id
Al-Khudriy Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Rosulullah Sholallahu
‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
لاَ
تَبِيعُوا الذَّهَبَ بِالذَّهَبِ إِلاَّ مِثْلاً بِمِثْلٍ وَلاَ تُشِفُّوا
بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ وَلاَ تَبِيعُوا الْوَرِقَ بِالْوَرِقِ إِلاَّ مِثْلاً
بِمِثْلٍ وَلاَ تُشِفُّوا بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ وَلاَ تَبِيعُوا مِنْهَا
غَائِبًا بِنَاجِزٍ
“ Emas tidak
boleh dibeli dengan emas kecuali sama (takarannya) dan janganlah dikurangi
kadarnya sebagiannya kepada sebagian yang lain, Perak tidak boleh dibeli dengan
perak kecuali sama (takarannya) dan janganlah dikurangi kadarnya sebagiannya
kepada sebagian yang lain, janganlah membeli sesuatu barang yang tidak ada
dengan barang yang ada (dengan tambahan)”[4]
Hadist
kedua : Dari ‘Ubadah
bin Ash-Shaamit Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Rosulullah Sholallahu
‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
الذَّهَبُ
بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ وَالشَّعِيرُ
بِالشَّعِيرِ وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ مِثْلاً بِمِثْلٍ
سَوَاءً بِسَوَاءٍ يَدًا بِيَدٍ فَإِذَا اخْتَلَفَتْ هَذِهِ الأَصْنَافُ فَبِيعُوا
كَيْفَ شِئْتُمْ إِذَا كَانَ يَدًا بِيَد
“(Jual beli)Emas
dengan emas, perak dengan perak, gandum
dengan gandum, Sya’iir dengan Sya’iir, kurma dengan kurma, garam dengan garam harus
sama takarannya dalam satu majelis. Apabila jenis-jenis ini berlainan maka
juallah terserah kalian dengan syarat dalam satu majelis.”[5]
Hadist
ketiga : Dari Abu
Hurairoh Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi
Wa Sallam bersabda :
الذَّهَبُ
بِالذَّهَبِ وَزْنًا بِوَزْنٍ مِثْلاً بِمِثْلٍ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَزْنًا
بِوَزْنٍ مِثْلاً بِمِثْلٍ فَمَنْ زَادَ أَوِ اسْتَزَادَ فَهُوَ رِبًا
“ (Jual beli)
emas dengan emas harus sama timbangannya, (jual beli) perak dengan perak harus
sama timbangannya barang siapa yang menambah atau minta ditambahkan maka dia
(telah melakukan ) Riba’.”[6]
Hadist
keempat : Dari Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu“Rosulullah
Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda kepadaku :
لَا تَبِيعُوا الدِّينَارَ
بِالدِّينَارَيْنِ وَلَا الدِّرْهَمَ بِالدِّرْهَمَيْنِ
“ Janganlah kamu menjual satu dinar dengan dua dinar dan tidak
pula satu dirham dengan dua dirham.”[7]
Hadist kelima :
Dari Ali bin
Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi
Wa Sallam bersabda :
الدِّينَارُ
بِالدِّينَارِ وَالدِّرْهَمُ بِالدِّرْهَمِ لاَ فَضْلَ بَيْنَهُمَا
“Dinar dengan dinar, dirham dengan dirham tidak boleh ada kelebihan
diantara keduanya.”[8]
Hadist keenam :
Dari ‘Ubadah
bin Ash-Shaamit Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
إِنِّى
سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَنْهَى عَنْ بَيْعِ الذَّهَبِ بِالذَّهَبِ
وَالْفِضَّةِ بِالْفِضَّةِ وَالْبُرِّ بِالْبُرِّ وَالشَّعِيرِ بِالشَّعِيرِ
وَالتَّمْرِ بِالتَّمْرِ وَالْمِلْحِ بِالْمِلْحِ إِلاَّ سَوَاءً بِسَوَاءٍ
عَيْنًا بِعَيْنٍ فَمَنْ زَادَ أَوِ ازْدَادَ فَقَدْ أَرْبَى
“Sesungguhnya aku mendengar Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam
melarang jual beli emas dengan emas, perak dngan perak, gandum dengan gandum,
Sya’iir dengan Sya’iir, kurma dengan kurma, garam dengan garam kecuali harus
sama takarannya dalam satu mejelis, barangsiapa yang menambahkan atau menambah
maka dia telah melakukan riba’.”[9]
Hadist
keenam : Dari ‘Ubadah bin Ash-Shaamit Radhiyallahu ‘Anhu
berkata: “Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
الذَّهَبُ
بِالذَّهَبِ تِبْرُهَا وَعَيْنُهَا وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ تِبْرُهَا وَعَيْنُهَا
وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ مُدْىٌ بِمُدْىٍ وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ مُدْىٌ بِمُدْىٍ
وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ مُدْىٌ بِمُدْىٍ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ مُدْىٌ بِمُدْىٍ
فَمَنْ زَادَ أَوِ ازْدَادَ فَقَدْ أَرْبَى
“ Emas dengan emas harus sama timbangannya, perak
dengan perak harus sama timbangannya, gandum dengan gandum harus sama
takarannya, Sya’iir dengan sya’iir harus sama takarannya, kurma dengan kurma harus
sama takarannya, garam dengan garam harus sama takarannya, barang siapa yang
menambahkan dan bertambah maka dia telah melakukan riba’.”[10]
Hadist
ketujuh : Dari Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Aku
mendengar Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
الذَّهَبُ
بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةَ مِثْلا بِمِثْلٍ الزَّائِدُ وَالْمُسْتَزِيدُ
فِي النَّار
“ Emas dengan emas, perak dengan perak harus sama.
Orang yang menambah dan meminta ditambah (tempatnya)di Neraka.”[11]
Hadist
kedelapan : Dari ‘Uqbah bin Abdul Ghafir berkata: “Aku mendengar
Abu Sa’id Radhiyallahu ‘Anhu
berkata: “Bilal datang dengan membawa kurma Barniy kemudian
Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata:” Dari manaini?” Bilal
menjawab : “Kurma yang ada pada kamiadalah jelek kemudian aku membeli satu sho’
dri kurma itu dengan dua sho’ kurma yang ada pada kami. Rosulullah Sholallahu
‘Alaihi Wa Sallam bersabda ketika itu juga:
أَوَّهْ
عَيْنُ الرِّبَا لاَ تَفْعَلْ وَلَكِنْ إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَشْتَرِىَ التَّمْرَ
فَبِعْهُ بِبَيْعٍ آخَرَ ثُمَّ اشْتَرِ بِهِ
“ Celaka, ini
adalah Riba’ yang sesungguhnya, jangan kau lakukan. Jika kau ingin membeli
kurma itu maka juallah dengan yang lainnya (selain kurma) kemudia kau beli
(dari hasil itu) kurma tersebut.”[12]
Hadist
kesembilan : Dari Abu
Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu berkata : “Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi
Wa Sallam diberikan kurma. Beliau berkata: “kurma ini bukanlah kurma klita”.
Berkatalah seseorang: “Wahai Rosulullah,kami membeli satu sho’ kurma itu dengan
dua kurma kita. Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
هَذَا
الرِّبَا فَرُدُّوهُ ثُمَّ بِيعُوا تَمْرَنَا وَاشْتَرُوا لَنَا مِنْ هَذَا
“Ini adalah riba’, kembalikanlah ini. Kemudian juallah kurma kita(dengan
selain kurma) lalu kau beli kurma itu.”[13]
Hadist-hadist diatas menunjukkan bahwa kedua jenis riba’ (fadl dan
Nasiah) adalah haram.dan keharaman ini telah disepakati oleh para ulama.
Berkata Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni 4/134
والربا
على ضربين ربا الفضل وربا النسيئة وأجمع أهل العلم على تحريمهما
“Riba dengan kedua jenisnya(riba fadhl dan riba
nasiaah) telah disepakati oleh para ulama
akan keharamanya.”
C. Praktek penukaran uang yang kita dapati adalah
bentuk Riba’ Fadl
Riba Fadl
sebagaimana yang telah kita definisikan yaitu
tambahan dalam bentuk harta pada akad jual beli dalam satu jenis(misal satu gram mas dijual dengan dua gram mas. Maka sesuai dengan definisi ini dapat
kita katakana bahwa praktek penukaran uang yang kita dapati dipinggir-pinggir
jalan mejelang hari raya adalah ermasuk bentuk dari Riba Fadl. Karena memang
bentuk pertukaran uang tersebut kita dapati didalamnya sauatu tambahan missal
jika kita ingin menukarkan uang recehan 100 ribu maka kita membeli uang recehan
tersebut dengan harga 110 ribu atau uang recehan tersebut tetap kita bayar 100
ribu tapi uang yang terdapat pada recehan tersebut tidak sampai 100 ribu.
Dan yang seperti ini tidak ragu lagi merupakan sauatu
bentuk Riba fadl yang diharamkan. : “Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam
bersabda :
الدِّينَارُ
بِالدِّينَارِ وَالدِّرْهَمُ بِالدِّرْهَمِ لاَ فَضْلَ بَيْنَهُمَا
“Dinar dengan
dinar, dirham dengan dirham tidak boleh ada kelebihan diantara keduanya.”[14]
Berkata Syeikhul Islam Ibnu
Taimiyah dalam kitab Majmu’ Fatawa 20/347:
“ Adapun Riba Fadhl, maka
telah datang hadist-hadist yang shahih (akan keharamanny), dan Mayoritas
Sahabat, tabi’in dan Imam yang empat telah sepakat bahwasannya tidak boleh
menjual emas, perak, gandum, Sya’iir, kurma, kismis dengan sejenisnya kecuali
sama (timbangan dan takarannya), karena tambahan dari yang semisal adalah
bentuk memakan harta dengan bathil dan zalim.”
Ditulis oleh
Agus Susanto bin Sanusi
Di Jakarta 27 Ramadhan 1436H
[1] Diriwayatkan oleh Bukhari no.2615 dan 6465,
Muslim no.272,Abu dawud no.2876
[2] Diriwayatkan oleh Muslim no.4176
[3] Lihat Al-Fiqh Al-Islamiy Wa Adilatuhu
5/354 oleh Prof.Dr.Wahbah Zauhaili
[4] Diriwayatkan oleh Bukhari no.2068 dan Muslim
no. 4138
[5] Diriwyatkan oleh Muslim no.4147, An-Nasa’I
no.4561 dan Ibnu hibban no.5018
[6] Diriwayatkan oleh Muslimno.4152
[7] Diriwayatkan oleh Muslim no.4142 dan Malik
dalam Al-Muwaththo’4/916 no.2335, Dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani
dalam Shahihul Jami’ no. 7209
[8] Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Mustadrak-nya
2/56 dishahihkan oleh beliau dan disetujui oleh Ad-Dzahabi
[9] Diriwayatkan oleh Muslim no.4145
[10] Diriwayatkan oleh Abu dawud no.3351, Dan
dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah no.2254
[11] Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dalam Musnad-nya
1/10
[12] Diriiwayatkan oleh Bukhari no.2188 dan Muslim
no.4167
[13] Diriwyatkan oleh Muslim no.4168
[14] idem
0 komentar:
Posting Komentar