Searching...
Rabu, 15 Juli 2015

Hukum Prakter Penukaran Uang Menjelang Hari Raya


Menjelang hari raya banyak kita dapati dipinggir-pinggir jalan beberapa orang yang menawarkan jasa untuk menukarkan uang. Tentunya kalau hanya sekedar menukarkan uang tanpa ada tambahan tidak menjadi permasalahan, tapi penukaran jasa tersebut ada tambahannya beberapa persen.
Bagaimakah pandangan agama dalam praktek seperti ini?

Berikut uraiannya, semoga bermanfaat..

A. Haramnya riba’

Untuk memulai tulisan kami ini perlu sekiranya kami memberikan penjelasan terlebih dahulu akan keharaman riba’ berdasarkan dalil-dalil dari Al-Qur’an dan As-Sunnah.
Perlu diketahui bahwa riba’ adalah sesuatu yang diharamkan oleh Allah dan Rosul-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
الَّذِينَ يَأْكُلُونَ الرِّبَا لاَ يَقُومُونَ إِلاَّ كَمَا يَقُومُ الَّذِي يَتَخَبَّطُهُ الشَّيْطَانُ مِنَ الْمَسِّ ذَلِكَ بِأَنَّهُمْ قَالُواْ إِنَّمَا الْبَيْعُ مِثْلُ الرِّبَا وَأَحَلَّ اللّهُ الْبَيْعَ وَحَرَّمَ الرِّبَا فَمَن جَاءهُ مَوْعِظَةٌ مِّن رَّبِّهِ فَانتَهَىَ فَلَهُ مَا سَلَفَ وَأَمْرُهُ إِلَى اللّهِ وَمَنْ عَادَ فَأُوْلَئِكَ أَصْحَابُ النَّارِ هُمْ فِيهَا خَالِدُونَ
“ Orang-orang yang memakan riba’ tidak dapat berdiri melainkan seperti berdirinya orang yang kemasukan setan karena gila. Yang demikian itu karena mereka berkata bahwa jal beli sama dengan riba’ padahal Allah telah menghalalkan jual beli dan mengharamkan riba’. Barangsiapa mendapat peringatan dari tuhannya, lalu dia berhenti, maka apa yang diperolehnya dahulu menjadi miliknya dan urusannya kepada Allah. Barangsiapa mengulangi, maka mereka itu penghuni neraka, mereka kekal didalmnya.”
(Q.S Al-Baqoroh:275)

Dalam ayat yang lain Allah Subhanahu Wa Ta’ala mengkabarkan kepada kita bahwa dosa riba’ adalah suatu bentuk pernyataan perang terhadap Allah Dan Rosul-Nya

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ اتَّقُواْ اللَّهَ وَذَرُواْ مَا بَقِيَ مِنَ الرِّبَا إِن كُنتُم مُّؤْمِنِينَ فَإِن لَّمْ تَفْعَلُواْ فَأْذَنُواْ بِحَرْبٍ مِّنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ وَإِن تُبْتُمْ فَلَكُمْ رُؤُوسُ أَمْوَالِكُمْ لاَ تَظْلِمُونَ وَلاَ تُظْلَمُون
“ Wahai orang-orang yang beriman! Bertaqwalah kepada Allah dan tinggalkanlah sisa riba’ jika kamu orang yang beriman. Jika kamu tidak melaksanakannya maka umumkanlah perang dari Allah dan Rosul-Nya. Tetapi jika kamu bertaubat maka kamu berhak atas modal hartamu. Kamu tidak bisa berbuat zalim dan tidak dizalimi.”
(Q.S Al-Baqoroh 278-279)

Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam telah menjadikan dosa memakan riba’ sebagai dosa yang bisa membinasakan.
Dari Abu Hurairoh Radhiyallahu ‘Anhu berkata: Nabi Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda:
اجتنبوا السبع الموبقات قالوا يا رسول الله وما هن ؟ قال الشرك بالله والسحر وقتل النفس التي حرم الله إلا بالحق وأكل الربا وأكل مال اليتيم والتولي يوم الزحف وقذف المحصنات المؤمنات الغافلات
“ Jauhilah tujuh (dosa) yang membinaskan. Mereka (para sahabat) mengatakan: Apa itu Wahai Rosulullah? (beliau) berkata: Syirik kepada Allah ,Sihir, membunuh jiwa yang diharamkan Allah kecuali dengan yang dibenarkan, memakan (harta) riba’, memakan harta anak yatim, lari pada hari pertempuran, menuduh wanita beriman yang baik-baik dengan tuduhan zina.”[1]

Dan dosa riba’ ini juga merupaka dosa yang menyebabkan pelakunya mendapat laknat dari Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam.
Dari Jabir Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
لَعَنَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- آكِلَ الرِّبَا وَمُوكِلَهُ وَكَاتِبَهُ وَشَاهِدَيْهِ وَقَالَ هُمْ سَوَاءٌ.
“ Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam melaknat orang yang memakan riba’, orang yang diwakilkan, juru tulisnya, dan dua orang saksinya beliau besabda: mereka sama (dalam dosanya).”[2]
Dalil-dalil diatas telah menunjukkan kepada kita bahwa riba’ adalah suatu yang diharamkan dan termasuk diantarara dosa-dosa besar yang wajib kita jauhi.

B. Macam-macam riba’[3]
 
Riba’ dalam jual beli menurut mayoritas Ahli fiqih terbagi menjadi dua:
1.      Riba’ fadl yaitu tambahan dalam bentuk harta pada akad jual beli dalam satu jenis(misal  satu gram mas dijual dengan dua gram mas)
2.      Riba’ Nasi’ah yaitu Tambahan yang disyaratkan dalam jual beli dan pinjaman sebagai suatu ganti akan tenggang waktu yang disepakati
Kedua jenis tersebut adalah jenis riba’ yang diharamkan oleh Allah dan Rosul-Ny berdasarkan hadist berikut ini:

Hadist pertama : Dari Abu Sa’id Al-Khudriy Radhiyallahu ‘Anhu bahwasanya Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
لاَ تَبِيعُوا الذَّهَبَ بِالذَّهَبِ إِلاَّ مِثْلاً بِمِثْلٍ وَلاَ تُشِفُّوا بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ وَلاَ تَبِيعُوا الْوَرِقَ بِالْوَرِقِ إِلاَّ مِثْلاً بِمِثْلٍ وَلاَ تُشِفُّوا بَعْضَهَا عَلَى بَعْضٍ وَلاَ تَبِيعُوا مِنْهَا غَائِبًا بِنَاجِزٍ
“ Emas tidak boleh dibeli dengan emas kecuali sama (takarannya) dan janganlah dikurangi kadarnya sebagiannya kepada sebagian yang lain, Perak tidak boleh dibeli dengan perak kecuali sama (takarannya) dan janganlah dikurangi kadarnya sebagiannya kepada sebagian yang lain, janganlah membeli sesuatu barang yang tidak ada dengan barang yang ada (dengan tambahan)”[4]

Hadist kedua : Dari ‘Ubadah bin Ash-Shaamit Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ مِثْلاً بِمِثْلٍ سَوَاءً بِسَوَاءٍ يَدًا بِيَدٍ فَإِذَا اخْتَلَفَتْ هَذِهِ الأَصْنَافُ فَبِيعُوا كَيْفَ شِئْتُمْ إِذَا كَانَ يَدًا بِيَد
“(Jual beli)Emas  dengan emas, perak dengan perak, gandum dengan gandum, Sya’iir dengan Sya’iir, kurma dengan kurma, garam dengan garam harus sama takarannya dalam satu majelis. Apabila jenis-jenis ini berlainan maka juallah terserah kalian dengan syarat dalam satu majelis.”[5]

Hadist ketiga : Dari Abu Hurairoh Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَزْنًا بِوَزْنٍ مِثْلاً بِمِثْلٍ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ وَزْنًا بِوَزْنٍ مِثْلاً بِمِثْلٍ فَمَنْ زَادَ أَوِ اسْتَزَادَ فَهُوَ رِبًا
“ (Jual beli) emas dengan emas harus sama timbangannya, (jual beli) perak dengan perak harus sama timbangannya barang siapa yang menambah atau minta ditambahkan maka dia (telah melakukan ) Riba’.”[6]

Hadist keempat  : Dari Utsman bin Affan Radhiyallahu ‘Anhu“Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda kepadaku :
لَا تَبِيعُوا الدِّينَارَ بِالدِّينَارَيْنِ وَلَا الدِّرْهَمَ بِالدِّرْهَمَيْنِ
“ Janganlah kamu menjual satu dinar dengan dua dinar dan tidak pula satu dirham dengan dua dirham.”[7]

Hadist kelima  : Dari Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
الدِّينَارُ بِالدِّينَارِ وَالدِّرْهَمُ بِالدِّرْهَمِ لاَ فَضْلَ بَيْنَهُمَا
“Dinar dengan dinar, dirham dengan dirham tidak boleh ada kelebihan diantara keduanya.”[8]

Hadist keenam  : Dari ‘Ubadah bin Ash-Shaamit Radhiyallahu ‘Anhu berkata:
إِنِّى سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- يَنْهَى عَنْ بَيْعِ الذَّهَبِ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةِ بِالْفِضَّةِ وَالْبُرِّ بِالْبُرِّ وَالشَّعِيرِ بِالشَّعِيرِ وَالتَّمْرِ بِالتَّمْرِ وَالْمِلْحِ بِالْمِلْحِ إِلاَّ سَوَاءً بِسَوَاءٍ عَيْنًا بِعَيْنٍ فَمَنْ زَادَ أَوِ ازْدَادَ فَقَدْ أَرْبَى
“Sesungguhnya aku mendengar Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam melarang jual beli emas dengan emas, perak dngan perak, gandum dengan gandum, Sya’iir dengan Sya’iir, kurma dengan kurma, garam dengan garam kecuali harus sama takarannya dalam satu mejelis, barangsiapa yang menambahkan atau menambah maka dia telah melakukan riba’.”[9]

Hadist keenam  : Dari ‘Ubadah bin Ash-Shaamit Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :

الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ تِبْرُهَا وَعَيْنُهَا وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةِ تِبْرُهَا وَعَيْنُهَا وَالْبُرُّ بِالْبُرِّ مُدْىٌ بِمُدْىٍ وَالشَّعِيرُ بِالشَّعِيرِ مُدْىٌ بِمُدْىٍ وَالتَّمْرُ بِالتَّمْرِ مُدْىٌ بِمُدْىٍ وَالْمِلْحُ بِالْمِلْحِ مُدْىٌ بِمُدْىٍ فَمَنْ زَادَ أَوِ ازْدَادَ فَقَدْ أَرْبَى
“ Emas dengan emas harus sama timbangannya, perak dengan perak harus sama timbangannya, gandum dengan gandum harus sama takarannya, Sya’iir dengan sya’iir harus sama takarannya, kurma dengan kurma harus sama takarannya, garam dengan garam harus sama takarannya, barang siapa yang menambahkan dan bertambah maka dia telah melakukan riba’.”[10]  

Hadist ketujuh  : Dari Abu Bakar Radhiyallahu ‘Anhu berkata: “Aku mendengar Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
الذَّهَبُ بِالذَّهَبِ وَالْفِضَّةُ بِالْفِضَّةَ مِثْلا بِمِثْلٍ الزَّائِدُ وَالْمُسْتَزِيدُ فِي النَّار
“ Emas dengan emas, perak dengan perak harus sama. Orang yang menambah dan meminta ditambah (tempatnya)di Neraka.”[11]

Hadist kedelapan  : Dari ‘Uqbah bin Abdul Ghafir berkata: “Aku mendengar Abu Sa’id Radhiyallahu ‘Anhu  berkata: “Bilal datang dengan membawa kurma Barniy kemudian Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam berkata:” Dari manaini?” Bilal menjawab : “Kurma yang ada pada kamiadalah jelek kemudian aku membeli satu sho’ dri kurma itu dengan dua sho’ kurma yang ada pada kami. Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda ketika itu juga:
أَوَّهْ عَيْنُ الرِّبَا لاَ تَفْعَلْ وَلَكِنْ إِذَا أَرَدْتَ أَنْ تَشْتَرِىَ التَّمْرَ فَبِعْهُ بِبَيْعٍ آخَرَ ثُمَّ اشْتَرِ بِهِ
“ Celaka, ini adalah Riba’ yang sesungguhnya, jangan kau lakukan. Jika kau ingin membeli kurma itu maka juallah dengan yang lainnya (selain kurma) kemudia kau beli (dari hasil itu) kurma tersebut.”[12]

Hadist kesembilan : Dari Abu Sa’id Al-Khudri Radhiyallahu ‘Anhu berkata : “Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam diberikan kurma. Beliau berkata: “kurma ini bukanlah kurma klita”. Berkatalah seseorang: “Wahai Rosulullah,kami membeli satu sho’ kurma itu dengan dua kurma kita. Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
هَذَا الرِّبَا فَرُدُّوهُ ثُمَّ بِيعُوا تَمْرَنَا وَاشْتَرُوا لَنَا مِنْ هَذَا
“Ini adalah riba’, kembalikanlah ini. Kemudian juallah kurma kita(dengan selain kurma) lalu kau beli kurma itu.”[13]

Hadist-hadist diatas menunjukkan bahwa kedua jenis riba’ (fadl dan Nasiah) adalah haram.dan keharaman ini telah disepakati oleh para ulama.

Berkata Ibnu Qudamah dalam Al-Mughni 4/134
والربا على ضربين ربا الفضل وربا النسيئة وأجمع أهل العلم على تحريمهما
“Riba dengan kedua jenisnya(riba fadhl dan riba nasiaah)  telah disepakati oleh para ulama akan keharamanya.”

C. Praktek penukaran uang yang kita dapati adalah bentuk Riba’ Fadl

Riba Fadl  sebagaimana yang telah kita definisikan yaitu tambahan dalam bentuk harta pada akad jual beli dalam satu jenis(misal  satu gram mas dijual dengan dua gram mas. Maka sesuai dengan definisi ini dapat kita katakana bahwa praktek penukaran uang yang kita dapati dipinggir-pinggir jalan mejelang hari raya adalah ermasuk bentuk dari Riba Fadl. Karena memang bentuk pertukaran uang tersebut kita dapati didalamnya sauatu tambahan missal jika kita ingin menukarkan uang recehan 100 ribu maka kita membeli uang recehan tersebut dengan harga 110 ribu atau uang recehan tersebut tetap kita bayar 100 ribu tapi uang yang terdapat pada recehan tersebut tidak sampai 100 ribu.
Dan yang seperti ini tidak ragu lagi merupakan sauatu bentuk Riba fadl yang diharamkan. : “Rosulullah Sholallahu ‘Alaihi Wa Sallam bersabda :
الدِّينَارُ بِالدِّينَارِ وَالدِّرْهَمُ بِالدِّرْهَمِ لاَ فَضْلَ بَيْنَهُمَا
“Dinar dengan dinar, dirham dengan dirham tidak boleh ada kelebihan diantara keduanya.”[14]

Berkata Syeikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam kitab Majmu’ Fatawa 20/347:
“ Adapun Riba Fadhl, maka telah datang hadist-hadist yang shahih (akan keharamanny), dan Mayoritas Sahabat, tabi’in dan Imam yang empat telah sepakat bahwasannya tidak boleh menjual emas, perak, gandum, Sya’iir, kurma, kismis dengan sejenisnya kecuali sama (timbangan dan takarannya), karena tambahan dari yang semisal adalah bentuk memakan harta dengan bathil dan zalim.”

Ditulis oleh


Agus Susanto bin Sanusi

 Di Jakarta 27 Ramadhan 1436H


[1]  Diriwayatkan oleh Bukhari no.2615 dan 6465, Muslim no.272,Abu dawud no.2876
[2]  Diriwayatkan oleh Muslim no.4176
[3]  Lihat Al-Fiqh Al-Islamiy Wa Adilatuhu 5/354 oleh Prof.Dr.Wahbah Zauhaili
[4]  Diriwayatkan oleh Bukhari no.2068 dan Muslim no. 4138
[5]  Diriwyatkan oleh Muslim no.4147, An-Nasa’I no.4561 dan Ibnu hibban no.5018
[6]  Diriwayatkan oleh Muslimno.4152
[7]  Diriwayatkan oleh Muslim no.4142 dan Malik dalam Al-Muwaththo’4/916 no.2335, Dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahihul Jami’ no. 7209
[8]  Diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Mustadrak-nya 2/56 dishahihkan oleh beliau dan disetujui oleh Ad-Dzahabi
[9]  Diriwayatkan oleh Muslim no.4145
[10]  Diriwayatkan oleh Abu dawud no.3351, Dan dishahihkan oleh Syeikh Al-Albani dalam Shahih Ibnu Majah no.2254
[11]  Diriwayatkan oleh Al-Bazzar dalam Musnad-nya 1/10
[12]  Diriiwayatkan oleh Bukhari no.2188 dan Muslim no.4167
[13]  Diriwyatkan oleh Muslim no.4168
[14]  idem



0 komentar:

Posting Komentar