Searching...
Jumat, 30 Januari 2015

Dibawah naungan Arsy' Allah bag.3


KETIGA      : SEORANG YANG MENGINGAT ALLAH DALAM KESEPIAN
               

Termasuk golongan yang Allah janjikan untuk mendapatkan naungan dari-Nya di hari kiamat kelak adalah seorang yang mengingat Allah dalam kesendirian.
Mengingat Allah (Dzkirullah) merupakan suatu kewajiban yang Allah Subhanahu Wa Ta’ala perintahkan, baik dalam keadaan lapang maupun dalam keadaan susah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَاذْكُرُونِي أَذْكُرْكُمْ وَاشْكُرُواْ لِي وَلاَ تَكْفُرُونِ
“kerena itu ingatlah kamu kepada-Ku niscaya aku akan ingat pula pada kalian dan bersyukullah kepada-Ku dan janganlah kamu mengingkari nikmat-Ku”[1]

Mengingat Allah (Dzkirullah) bisa dengan lisan yaitu dengan memperbanyak Dzikir kepada Allah baik dengan Tahlil, Tahmid, Tasbih ataupun dengan Takbir. Atau bisa juga dengan hati yaitu dengan kita merenungi dan memperhatikan ciptaan Allah yang ada di langit maupun di bumi.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
إِنَّ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ وَاخْتِلاَفِ اللَّيْلِ وَالنَّهَارِ لآيَاتٍ لِّأُوْلِي الألْبَابِ (190) الَّذِينَ يَذْكُرُونَ اللَّهَ قِيَامًا وَقُعُودًا وَعَلَىَ جُنُوبِهِمْ وَيَتَفَكَّرُونَ فِي خَلْقِ السَّمَاوَاتِ وَالأَرْضِ رَبَّنَا مَا خَلَقْتَ هَذا بَاطِلاً سُبْحَانَكَ فَقِنَا عَذَابَ النَّارِ (191)

“ Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan pergantian malam dan siang terdapat tanda-tanda( kebesaran Allah) bagi orang-orang yang berakal, yaitu orang-orang yang mengingat Allah sambil berdiri, duduk atau dalam keadaan berbaring, dan mereka memikirkan tentang penciptaan langit dan bumi (seraya berkata): “ Ya Rabb kami, tidakkah engkau menciptakan semua ini sia-sia, Maha suci engkau, lindungilah kami dari adzab neraka.”[2]

Mengingat Allah (Dzkirullah) bukan hanya dilakukan oleh manusia, melainkan semua alam semesta baik makhluk hidup seperti kita ataupun benda mati semuanya berdzikir kepada Allah dengan bertasbih dan memuji kebesaran Allah Subhanahu Wa Ta’ala

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدَهِ وَلَكِن لاَّ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

“ Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memujinya tetapi kamu tidak mengetahui tasbih mereka, Sungguh Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”[3]


Keutamaan mengingat Allah (Dzikrullah)

Mengingat Allah (Dzkirullah) adalah ibadah yang mempunyai banyak keutamaan dan dapat meninggikan derajat seoarang hamba disisi Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

Dan diantara keuatamaan mengingat Allah (Dzikrullah):

1.  Mendapatkan Ampunan dan pahala yang besar
 Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

 
وَالذَّاكِرِينَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتِ أَعَدَّ اللَّهُ لَهُمْ مَغْفِرَةً وَأَجْرًا عَظِيمًا
“laki-laki dan perempuan yang banyak mengingat Allah ,Allah akan berikan kepadanya Ampunan    dan pahala yang banyak.”[4]

2. Bisa membuat hati tenang


الَّذِينَ آمَنُوا وَتَطْمَئِنُّ قُلُوبُهُمْ بِذِكْرِ اللَّهِ أَلا بِذِكْرِ اللَّهِ تَطْمَئِنُّ الْقُلُوبُ
“(yaitu orang-orang yang beriman dan hati mereka menjadi tentram dengan mengingat Allah. Ingatlah hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tentram.”
[5]

3. Orang yang selalu mengingat Allah hati dan jiwa mereka itu hidup

عن أبي موسى رضي الله عنه قال  : قال النبي صلى الله عليه و سلم ( مثل الذي يذكر ربه والذي لا يذكر ربه مثل الحي والميت )
“ Dari Abu Musa berkata, Nabi Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:”perumpamaan orang yang berdzikir kepada Allah dan tidak berdzikir kepadanya adalah seperti orang yang hidup dan mati.”
[6]

4. Dapat menyelamatkan diri dari adzab Allah

مَا عَمِلَ آدَمِيٌّ عَمَلًا قَطُّ أَنْجَى لَهُ مِنْ عَذَابِ اللَّهِ مِنْ ذِكْرِ اللَّه
“ Dari Mu’adz Bin jabal bertakata, Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:”tidak ada amalan sedikitpun yang dilakukan oleh anak adam yang dapat menyelamatkan dirinya dari adzab Allah kecuali dengan berdzikir kepadanya.”
[7]

5. Mereka termasuk Al-Mufarridun[8]

عَنْ أَبِى هُرَيْرَة قَال رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سَبَقَ الْمُفَرِّدُونَ ». قَالُوا وَمَا الْمُفَرِّدُونَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ « الذَّاكِرُونَ اللَّهَ كَثِيرًا وَالذَّاكِرَاتُ ».

“ Dari Abu Hurairoh berkata: Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:” telah mendahului kami Al-Mufarridun, para sahabat bertanya siapakah Al-Mufarridun itu: beliau menjawab:”orang-orang yang selalu berdzikir kepada Allah baik laki-laki maupun perempuan.”[9]

Dan perintah Untuk mengingat Allah mencakup segala jenis keadaan baik dalam keramaian maupun dalam bersendirian, hanya saja seorang yang mengingat Allah dalam kesunyian dan bersendirian lebih utama karena bisa menjaga keikhlasan kita terlebih seorang yang mengingat Alllah dalam kesunyian sehingga meneteskan air mata karena mengingat akan dosa-dosa yang pernah diperbuatnya mendapatkan janji berupa naungan dari Allah
Subhanahu Wa Ta’ala sebagaimana disebutkan dalam hadist ini

Keutamaan menangis karena Allah
Sesungguhnya menangis karena Allah adalah merupakan suatu bukti akan keimanan seseorang. Seorang yang beriman tatkala ia mengingat akan adzab Allah maka mengalirlah air matanya dan jika dibacakan padanya ayat-ayat Allah, maka keimanannyapun bertambah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

إِنَّمَا الْمُؤْمِنُونَ الَّذِينَ إِذَا ذُكِرَ اللَّهُ وَجِلَتْ قُلُوبُهُمْ وَإِذَا تُلِيَتْ عَلَيْهِمْ آيَاتُهُ زَادَتْهُمْ إِيمَانًا وَعَلَى رَبِّهِمْ يَتَوَكَّلُونَ
“ Sesungguhnya orang-orang yang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayatnya kepada mereka bertambahlah keimanan mereka, Dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakkal.”[10]

              Menangis karena Allah dapat menjadikan seseorang itu terhindar dari api neraka, sebagaimana hal ini ditunjukkan oleh hadist-hadist dibawah ini:

Hadist pertama : Hadist Ibnu ‘Abbas

عن ابن عباس قال : سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول عينان لا تسمهما النار عين بكت من خشية الله وعين باتت تحرس في سبيل الله

“ Dari Ibnu ‘Abbas berkata: Saya mendengar Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:”Ada dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka yaitu mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang terjaga dijalan Alla.”[11]

Hadist kedua      : Hadist Abu Hurairoh

عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم لا يلج النار رجل بكي من خشية الله حتى يعود اللبن في الضرع ولا يجتمع غبار في سبيل الله ودخان جنهم

“ Dari Abu Hurairoh berkata : Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:” Tidak akan masuk neraka orang yang menangis karena takut kepada Allah sehingga  air susu kembali ketempat keluarnya dan tidak akan berkumpul debu yang berada dijalan Allah dengan asap neraka jahannam.”[12]
 
Hadist ketiga    : Hadist Anas Bin Malik

عن أنس بن مالك : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم : عينان لا تمسهما النار أبدا : عين باتت تكلأ المسلمين في سبيل الله و عين بكت من خشية الله

“ Dari Anas Bin Malik berkata : Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:”Ada dua mata yang tidak disentuh oleh api neraka yaitu mata yang bermalam menjaga kaum muslimin dijalan Allah, dan mata yang menangis karena takut kepada Allah.”[13]

Hadist keempat  :  Hadist Abu Umamah

عن أبي أمامة : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال ليس شيء أحب إلى الله من قطرتين وأثرين قطرة من دموع في خشية الله وقطرة دم تهراق في سبيل الله وأما الأثران فأثر في سبيل الله وأثر في فريضة من فرائض الله
“ Dari Abu Umamah Dari Nabi
Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam beliau  bersabda:”Tidak ada sesuatu yang lebih dicintai Allah dari pada dua tetesan dan dua bekas,yaitu tetesan air mata karena takut kepada Allahdan tetesan darah (berperang) di jalan Allah. Adapun dua bekas yaitu bekas yang terjadi di jalan Allahdan bekas melaksanakan kewajiban dari kewajiban-kewajiban Allah.”[14]

Keutamaan menangis yang disebutkan dalam hadist-hadist diatas bukan dengan  cara menangis secara ramai-ramai dengan berkumpul untuk melakukan dzikir dan muhasabah bersama. Karena tangisan yang seperti ini bisa jadi disebabkan karena suasana  dan ikut-ikutan. Al-Imam Ibnul Qoyyim menyebutkan tangisan yang semacam ini dengan tangisan Muwafaqoh[15]

Macam-Macam Dzikir

Jika dilihat dari sisi praktek pelaksanaan dzikir tersebut, maka dzikir itu terbagi manjadi dua macam:

1. Dzikir Mutlaq
Dzikir Mutlaq yaitu dizikir yang tidak dibatasi dengan bilangan, waktu dan keadaan dikeranakan syari'at tidak menentukkannya. Akan tetapi dzikir yang semacam ini dapat kita lakukan berapapun jumlahnya, kapanpun waktunya dan dalam keadaan apapun kita.
 
berikut adalah contoh-contoh dari dzikir mutlak yang tidak di tentukan bilangan, waktu dan keadaannya.

pertama : Ucapan Subhannallah Wa Bihamdihi Subhanallahi Al-‘Adziim

عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( كلمتان خفيفتان على اللسان ثقيلتان في الميزان حبيبتان إلى الرحمن سبحان الله وبحمده سبحان الله العظيم )
“ Dari Abu Hurairoh berkata:
Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:” ada dua kalimat yang dicintai Ar-Rahman (Allah), ringan di lisan, dan berat ditimangan yaitu Subhannallah Wa Bihamdihi Subhanallahi Al-‘Adziim.”[16]

kedua    : Mengucapkan Subhannallah Wa Bihamdihi

عَنْ أَبِى ذَرٍّ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم- سُئِلَ أَىُّ الْكَلاَمِ أَفْضَلُ قَالَ: مَا اصْطَفَى اللَّهُ لِمَلاَئِكَتِهِ أَوْ لِعِبَادِهِ سُبْحَانَ اللَّهِ وَبِحَمْدِهِ
“ Dari Abu Dzar bahwa Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam pernah ditanya tentang kalimat yang paling utama, Beliau menjawab: “Yang Allah pilih untuk para malaikat-Nya atau para hamba-Nya yaitu Subhannallah Wa Bihamdihi.”[17]

ketiga    : Mengucapkan Subhannallahil ‘Adziim Wa bihamdihi

عن جابر : عن النبي صلى الله عليه و سلم قال من قال سبحان الله العظيم وبحمده غرست له نخلة في الجنة

“ Dari jabir dari Nabi Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda : “ barang siapa yang mengucapkan Subhannallahil ‘Adziim Wa bihamdihi maka akan ditanamkan sebuah pohon kurma di surga.”[18]

Keempat : Mengucapkan Subhanallah Walhamdulillah Wa laa ilaaha Illallah Walllahu Akbar

عَنْ سَمُرَةَ بْنِ جُنْدَبٍ قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ -صلى الله عليه وسلم-  أَحَبُّ الْكَلاَمِ إِلَى اللَّهِ أَرْبَعٌ سُبْحَانَ اللَّهِ وَالْحَمْدُ لِلَّهِ وَلاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَاللَّهُ أَكْبَرُ. لاَ يَضُرُّكَ بَأَيِّهِنَّ بَدَأْت
 
“ Dari Samuroh Bin Jundab berkata : Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:” Kalimat yang paling dicintai Allah ada empat Subhanallah Walhamdulillah Wa laa ilaaha Illallah Walllahu Akbar tidak mengapa bagimu memulai dari mana saja .”[19]

Kelima :
mengucapkan Laa Ilaaha Illallah

عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما يقول : سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول أفضل الذكر لا إله إلا الله وأفضل الدعاء الحمد لله
“ Dari Jabir Bin Abdillah berkata : Aku mendengar Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:” sebaik-baik dzikir adalah ucapan Laa Ilaaha Illallah dan sebaik-baik do’a adalah Alhamdulillah.”[20]
 
Keenam  : 
Mengucapkan La Haula Walaa Quwwata Illa Billahi

عَنْ أَبِى مُوسَى فَقَالَ نَبِىُّ اللَّه: يَا عَبْدَ اللَّهِ بْنَ قَيْسٍ - أَلاَ أَدُلُّكَ عَلَى كَلِمَةٍ مِنْ كَنْزِ الْجَنَّةِ . قُلْتُ مَا هِىَ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ  لاَ حَوْلَ وَلاَ قُوَّةَ إِلاَّ بِاللَّهِ
“ Dari Abu Musa berkata : Nabi Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam berkata : “ Wahai Abdullah Bin Qois , Maukah kamu aku tunjukkan salah satu pembendaharaan surga? Aku berkata: ya wahai Rosulullah.
beliau mengatakan : La Haula Walaa Quwwata Illa Billahi[21]

Dzikir-dzikir yang telah disebutkan diatas termasuk dzikir mutlaq yang tidak terikat bilangan, waktu dan keaadaannya, karena memang syari’at tidak membatasinya dengan bilangan maupun waktu serta keadaan tertentu. Dan untuk dzikir mutlaq ini tidak diperbolehkan seseorang untuk menentukkan jumlah bilangannya, maupun waktu dan keadaannya.

2. Dzikir Muqoyyad

Dzikir Muqoyyad adalah bentuk Dzikir yang telah datang ketentuannya dalam syari’at baik bilangan, waktu, maupun keadaannya.
Diantara contoh bentuk dzikir yang telah ditentukan bilangannnya:

pertama   :
Dzikir-dzikir yang dibaca setelah shalat fardhu yaitu Subhanallah 33x Alhamdulillah 33x, Allahu Akbar 33x kemudian dilengkapi dengan bacaan Laa ilaaha Illallahu Wahdahu Laa Syaarikalahu, Lahu Mulku Wa Lahulhamdu Wa Huwa ‘Alaa Kulli Syaiin Qodiir
[22]

Kedua      : Membaca Laa ilaaha Illallahu Wahdahu Laa Syaarikalahu, Lahu Mulku Wa Lahulhamdu Wa Huwa ‘Alaa Kulli Syaiin Qodiir 100x

عن أبي هريرة قال : قال رسول الله صلى الله عليه و سلم ( من قال في يوم مائة مرة لاإله إلا الله وحده لاشريك له له الملك وله الحمد وهو على كل شيء قدير كان له عدل عشر رقاب وكتبت له مائة حسنة ومحي عنه مائة سيئة وكن له حرزا من الشيطان سائر يومه إلى الليل . ولم يأت أحد بأفضل مما
أتى به إلا من قال أكثر )

“Dari Abu Hurairoh , Bahwa Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:” Barangsiapa yang mengucapkan Laa ilaaha Illallahu Wahdahu Laa Syaarikalahu, Lahu Mulku Wa Lahulhamdu Wa Huwa ‘Alaa Kulli Syaiin Qodiir seratus kali dalam sehari, maka hal itu sama seperti memerdekakan budak, Akan dicatat baginya seratus kebaikan dan akan dihapus darinya seratus keburukan , dan dia akan dijaga dari setan pada hari itu sampai sore hari,  dan tidak ada seorangpun yang datang membawa sesuatu yang lebih baik daripada yang ia bawa kecuali seorang yang mengerjakan lebih dari itu.”[23]

Ketiga      : Membaca Surat Al-ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas satu kali setelah Dzuhur, ’Ashar, dan ‘Isya. Adapun setelah Maghrib dan Shubuh dibaca tiga kali[24]

Sedangkan dzikir yang terikat dengan waktu diantaranya adalah Dzikir pada waktu pagi dan petang dengan mengucapkan bacaan-bacaan berikut[25]

1. Mengucapkan[26]

أَصْبَحْنَا وَأَصْبَحَ الْمُلْكُ لِلَّه وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه  لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِى هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِى هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِى النَّارِ وَعَذَابٍ فِى الْقَبْر

Adapun pada sore hari dengan mengucapkan

أَمْسَيْنَا وَأَمْسَى الْمُلْكُ لِلَّه وَالْحَمْدُ لِلَّهِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَه  لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِيرٌ رَبِّ أَسْأَلُكَ خَيْرَ مَا فِى هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَخَيْرَ مَا بَعْدَهَا وَأَعُوذُ بِكَ مِنْ شَرِّ مَا فِى هَذِهِ اللَّيْلَةِ وَشَرِّ مَا بَعْدَهَا رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكَسَلِ وَسُوءِ الْكِبَرِ رَبِّ أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابٍ فِى النَّارِ وَعَذَابٍ فِى الْقَبْر

2. Mengucapkan[27]

اللَّهُمَّ بِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ النُّشُورُ

Adapun pada sore hari mengucapkan

اللَّهُمَّ بِكَ أَمْسَيْنَا وَبِكَ أَصْبَحْنَا وَبِكَ نَحْيَا وَبِكَ نَمُوتُ وَإِلَيْكَ النُّشُورُ

3. Membaca Sayyidul Istighfar[28]

اللهم أنت ربي لا إله إلا أنت خلقتني وأنا عبدك وأنا على عهدك ووعدك ما استطعت أبوء لك بنعمتك وأبوء لك بذنبي فاغفر لي فإنه لا يغفر الذنوب إلا
أنت أعوذ بك من شر ما صنعت

4. Membaca[29]

اللَّهُمَّ عَافِنِى فِى بَدَنِى اللَّهُمَّ عَافِنِى فِى سَمْعِى اللَّهُمَّ عَافِنِى فِى بَصَرِى لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنَ الْكُفْرِ وَالْفَقْرِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَعُوذُ بِكَ مِنْ عَذَابِ الْقَبْرِ لاَ إِلَهَ إِلاَّ أَنْتَ 3x

5. Membaca[30]

اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَافِيَةَ فِى الدُّنْيَا وَالآخِرَةِ اللَّهُمَّ إِنِّى أَسْأَلُكَ الْعَفْوَ وَالْعَافِيَةَ فِى دِينِى وَدُنْيَاىَ وَأَهْلِى وَمَالِى اللَّهُمَّ اسْتُرْ عَوْرَتِى وَآمِنْ رَوْعَاتِى اللَّهُمَّ احْفَظْنِى مِنْ بَيْنِ يَدَىَّ وَمِنْ خَلْفِى وَعَنْ يَمِينِى وَعَنْ شِمَالِى وَمِنْ فَوْقِى وَأَعُوذُ بِعَظَمَتِكَ أَنْ أُغْتَالَ مِنْ تَحْتِى

6. Membaca[31]
 
بِسْمِ اللَّهِ الَّذِى لاَ يَضُرُّ مَعَ اسْمِهِ شَىْءٌ فِى الأَرْضِ وَلاَ فِى السَّمَاءِ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ 3x

7. Membaca[32]

رَضِيتُ بِالله رَبًّا ، وَبِالإِسْلاَمِ دِينًا ، وَبِمُحَمَّدٍ نَبِيًّا 3x

8. Membaca[33]

سُبْحَانَ اللهِ وَبِحَمْدِهِ عَدَدَ خَلْقِهِ ، وَرِضَا نَفْسِهِ ، وَزِنَةِ عَرْشِهِ ، وَمِدَادَ كَلِمَاتِه 3x

9. Membaca
يا حي يا قيوم برحمتك أستغيث ، و أصلح لي شأني كله ، و لا تكلني إلى نفسي طرفة عين 3x

10. Membaca[34]

لاَ إِلَهَ إِلاَّ اللَّهُ وَحْدَهُ لاَ شَرِيكَ لَهُ لَهُ الْمُلْكُ وَلَهُ الْحَمْدُ وَهُوَ عَلَى كُلِّ شَىْءٍ قَدِير

11. Membaca Surat Al-Ikhlas, Al-Falaq dan An-Naas tiga kali serta membaca ayat kursi[35]


Adapun dzikir yang terkait dengan tempat diantaranya adalah dzikir pada saaat di Arafah, di Multazam, ketika masuk dan keluar masjid, kamar mandi dan lainnya.

Antara Dzikir dengan ibadah lainnya

Sesungguhnya dzikir mempunyai keterkaitan dengan ibadah-ibadah lainnya yang Allah perintahkan kepada kita, karena memang ibadah-ibadah yang lain tidak lepas dari dzikir.
dan keterkaitan dzikir itu diantaranya dengan :

1. Syahadat


Mengucapkan dua kalimat Syahadat adalah rukun terpenting dalam rukun islam yang lima, karena dua kalimat syahadat ini adalah syarat seseorang itu dikatakan muslim. Dan mengucapkan dua kalimat syahadat ini dikatakan oleh
Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam sebaik-baik dzikir yang diucapkan oleh seseorang.

 عن جابر بن عبد الله رضي الله عنهما يقول : سمعت رسول الله صلى الله عليه و سلم يقول أفضل الذكر لا إله إلا الله وأفضل الدعاء الحمد لله
“ Dari Jabir Bin Abdillah berkata : Aku mendengar Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:” sebaik-baik dzikir adalah ucapan Laa Ilaaha Illallah dan sebaik-baik do’a adalah Alhamdulillah.”[36]

2. Wudhu

Termasuk salah satu syarat sah sholat adalah dengan berwudhu, dan dalam wudhu ini seseorang wajib untuk mengucapkan dzikir dengan membaca Basmallah. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa Basmallah ini adalah syarat sahnya wudhu seseorang.
Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:
لا صلاة لمن لا وضوء له و لا وضوء لمن لم يذكر اسم الله عليه
“ Tidak ada sholat bagi oran yang tidak berwudhu dan tidak ada wudhu bagi orang yang tidak membaca Basmallah.”[37]

3. Adzan

Tidak diragukan lagi bahwa adzan mempunyai keterkaitan dengan dzikir, karena sejatinya adzan itu terdiri dari lafadz-lafadz dzikir yang meliputi Takbir, Tahlil, dan Lainnya

4. Sholat

Sholat merupakan ibadah yang paling erat kaitannya dengan dzikir, Allah Ta’ala pun menyebutkan dalam Al-qur’an bahwa tujuan dari mendirikan Sholat itu adalah untuk Dzikrullah(mengingat Allah).

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَأَقِمِ الصَّلاةَ لِذِكْرِي
“ Dan dirikanlah Shalat untuk mengingatku.”[38]

Bahkan dalam Shalat itu sendiri terdiri dari beberapa kalimat dzikir yang meliputi Tasbih, Tahlil, Takbir, Tahmiid, Do’a dan lain sebagainya.

Dan keterkaitan ini pun nampak dengan diperintahkannya kita untuk berdzikir setelah melaksanakan shalat fardhu.

Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:

تسبحون وتحمدون وتكبرون خلف كل صلاة ثلاثا وثلاثين
“ Hendaknya kalian bertasbih, bertahmiid, dan tekbiir setelah selesai shalat sebanyak tiga puluh tiga kali.”[39]

Allah Subhanahu Wa Ta’ala memerintahkan kepada kita untuk bersegera menuju Dzikrullah tatkala adzan untuk shalat jum’at dikumandangkan.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا إِذَا نُودِي لِلصَّلاةِ مِن يَوْمِ الْجُمُعَةِ فَاسْعَوْا إِلَى ذِكْرِ اللَّهِ وَذَرُوا الْبَيْعَ ذَلِكُمْ خَيْرٌ لَّكُمْ إِن كُنتُمْ تَعْلَمُونَ
“ Wahai orang-orang yang beriman apabila telah diseru untuk melaksanakan shalat pada hari jum’at maka bersegeralah kamu untuk mengingat Allah dan tinggalkanlah jual beli. Yang demikian itu lebih baik bagimu jika kamu mengetahui.”[40]

Dan setelah kita selesai melaksanakan shalat jum’atpun kita tetap diperintah untuk banyak mengingat Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَإِذَا قُضِيَتِ الصَّلاةُ فَانتَشِرُوا فِي الأَرْضِ وَابْتَغُوا مِن فَضْلِ اللَّهِ وَاذْكُرُوا اللَّهَ كَثِيرًا لَّعَلَّكُمْ تُفْلِحُونَ
“ Apabila Shalat telas selesai dilaksanakam , maka bertebaranlah kamu di muka bumi, carilah karunia Allah dan banyaklah mengingat Allah.”[41]

5. Puasa

Puasa merupakan ibadah yang mengajarkan kepada kita untuk selalu mengingat Allah, kita meninggalkan makan dan minum tidak lain dalam rangka agar kita mengingat akan hari akhir. Dimana kita akan berdiri dihadapan Allah
Subhanahu Wa Ta’ala dalam jangka waktu beribu-ribu tahun lamanya tanpa kita merasakan makan dan minum pada hari itu.

Rosulullah Sholallahu ‘alaihi Wa Sallam bersabda:
كُلُّ عَمَلِ ابْنِ آدَمَ يُضَاعَفُ الْحَسَنَةُ عَشَرَةُ أَمْثَالِهَا إِلَى سَبْعِ مِائَةِ ضِعْفٍ إِلَى مَا شَاءَ اللَّهُ يَقُولُ اللَّهُ عَزَّ وَجَلَّ إِلَّا الصَّوْمَ فَإِنَّهُ لِي وَأَنَا أَجْزِي بِهِ يَدَعُ طَعَامَهُ وَشَرَابَهُ مِنْ أَجْلِي

“Semua amal anak cucu adam akn dilipat gandakan menjadi sepuluh kali lipat sampai tujuh ratus kali lipat bahkan sampai yang Allah kehendaki
, Allah berfirman : “ kecuali puasa, karena itu adalah untukku , dan aku yang akan membalasnya, dia meninggalkan makan dan minum untuk ku.”[42]

Puasa itu diperintahkan kepada kita agar kita menjadi pribadi orang yang bertaqwa yang selalu mengingat Allah

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُواْ كُتِبَ عَلَيْكُمُ الصِّيَامُ كَمَا كُتِبَ عَلَى الَّذِينَ مِن قَبْلِكُمْ لَعَلَّكُمْ تَتَّقُون
“ Wahai orang-orang yang beriman telah diwajibkan atas kamu puasa sebagaimana diwajibkan atas orang-orang sebelum kamu agar kalian bertaqwa.”[43]

6. Haji

Ibadah haji merupakan ibadah yang didalamnya adalah Dzikir, dan semua rangkaian ibadah haji itu mengingatkan kita kepada hari kebangkitan. Dengan ibadah haji ini terdapat suatu gambaran yang jelas bagaiamana manusia itu kelak akan digiring di padang Mahsyar dan dikumpulkan disana.

Semua rangkaian ibadah haji ini mengandung dzikir. Hal ini dengan dimulai dengan seorang memulai ibadah hajinya dengan mengucapkan talbiyah,kemudian dilanjutkan denga thowaf, sa’i, wuquf di Arafah, Mabit (bermalam) di Muzdalifah, Mabit dimina untuk melempar jumroh , Nahr (penyembelihan), Sampai di akhiri dengan thowaf wada’ semuanya itu dilakukan untuk mengingat Allah, dan dalam setiap manasik tersebut di syari’atkan bagi kita untuk banyak berdzikir. Bahkan setelah kita menyelesaikan semua manasik, kita diperintahkan untuk banyak mengingat Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

فَإِذَا قَضَيْتُم مَّنَاسِكَكُمْ فَاذْكُرُواْ اللَّهَ كَذِكْرِكُمْ آبَاءَكُمْ أَوْ أَشَدَّ ذِكْرًا
“ Apabila kamu telah selesai melaksanakan ibadah haji, maka berdzikirlah kepada Allah, sebagaimana kamu menyebut-nyebut nenek moyang kamu.”[44]

Dzikirnya para makhluk Allah
Dzikir ini bukanlah suatu ibadah yang hanya dilakukan oleh Manuisa, jin dan malaikat saja. Bahkan dzikir itu sendiri adalah suatu ibadah yang dilakukan oleh semua yang ada dilangit dan dibumi.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدَهِ وَلَكِن لاَّ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

“ Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memujinya tetapi kamu tidak mengetahui tasbih mereka, Sungguh Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”[45]

Berikut ini penjelasan tentang dizikirnya para makhluk:[46]

1. Para Malaikat

Para Malaikat adalah makhluk Allah yang senantiasa berdzikir kepada Allah pada siang dan malam hari tanpa berhenti, mereka selalu melaksanakan apa yang Allah perintahkan dan tidak pernah bermaksiat kepada-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يُسَبِّحُونَ اللَّيْلَ وَالنَّهَارَ لا يَفْتُرُونَ
“ Mereka (para malaikat) selalu bertasbih pada siang dan malam hari idak henti-hentinya.”[47]

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

لا يَعْصُونَ اللَّهَ مَا أَمَرَهُمْ وَيَفْعَلُونَ مَا يُؤْمَرُونَ
  Mereka tidak pernah durhaka kepada Allah terhadap apa yang Allah perintahkan, dan mereka selalu mengerjakan apa yang Allah perintahkan.”[48]

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
وَتَرَى الْمَلائِكَةَ حَافِّينَ مِنْ حَوْلِ الْعَرْشِ يُسَبِّحُونَ بِحَمْدِ رَبِّهِم
  Dan engkau(Muhammad) akan melihat malaikat-malaikat melingkar disekeliling ‘Arsy bertasbih sambil memuji tuhan-Nya.”[49]

2. Langit dan bumi berserta yang ada di dalamnya

 Langit dan bumi adalah makhluk Allah yang juga berdzikir kepada Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Hal ini sebagaimana Allah jelaskan dan khabarkan dalam Al-Qur’an.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

تُسَبِّحُ لَهُ السَّمَاوَاتُ السَّبْعُ وَالأَرْضُ وَمَن فِيهِنَّ وَإِن مِّن شَيْءٍ إِلاَّ يُسَبِّحُ بِحَمْدَهِ وَلَكِن لاَّ تَفْقَهُونَ تَسْبِيحَهُمْ إِنَّهُ كَانَ حَلِيمًا غَفُورًا

“ Langit yang tujuh, bumi dan semua yang ada di dalamnya bertasbih kepada Allah. Dan tidak ada sesuatupun melainkan bertasbih dengan memujinya tetapi kamu tidak mengetahui tasbih mereka, Sungguh Dia Maha Penyantun lagi Maha Pengampun.”[50]
    

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يُسَبِّحُ لِلَّهِ مَا فِي السَّمَاوَاتِ وَمَا فِي الأَرْضِ

“ Apa yang ada dilangit dan apa yang ada dibumi senantiasa bertasbih kepada Allah.”[51]

3. Gunung-Gunung

Gunung-Gunung yang berdiri kokoh juga merupakan makhluk Allah yang senantiasa bertasbih kepada Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

إِنَّا سَخَّرْنَا الْجِبَالَ مَعَهُ يُسَبِّحْنَ بِالْعَشِيِّ وَالإِشْرَاق
“ Sesungguhnya kami lah yang menundukkan gunung-gunung untuk bertasbih bersama dia (Daud) pada waktu petang dan pagi.”[52]

4. Burung-Burung

Burung-Burung juga termasuk Makhluk Allah yang bertasbih kepada-Nya.  Hal ini sebagaimana Allah khabarkan dalam firman-Nya

وَسَخَّرْنَا مَعَ دَاوُودَ الْجِبَالَ يُسَبِّحْنَ وَالطَّيْرَ وَكُنَّا فَاعِلِين
  Dan kami tundukkan gunung-gunung dan burung-burung , Semua bertasbih bersama Daud.”[53]

5. Guruh

Guruh atau petir yang menggelegar di udara sana adalah salah satu makhluk yang bertasbih kepada Allah Ta’ala

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

وَيُسَبِّحُ الرَّعْدُ بِحَمْدِهِ وَالْمَلاَئِكَةُ مِنْ خِيفَتِهِ
“ Dan Guruh pun bertasbih memujinya (demikian pula) para Malaikat karena takut kepada-Nya.”
[54]

6. Bulan, Bintang dan Matahari

Bulan ,Bintang dan Matahari yang merupakan penghias langit juga termasuk Makhluk Allah yang berdzikir dan sujud kepada-Nya.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:
أَلَمْ تَرَ أَنَّ اللَّهَ يَسْجُدُ لَهُ مَن فِي السَّمَاوَاتِ وَمَن فِي الأَرْضِ وَالشَّمْسُ وَالْقَمَرُ وَالنُّجُومُ وَالْجِبَالُ وَالشَّجَرُ وَالدَّوَابُّ وَكَثِيرٌ مِّنَ النَّاسِ

  Tidakkah engkau tahu bahwa siapa yang ada di langit dan di bumi bersujud kepada Allah, juga matahari, bulan , bintang, gunung-gunung, pepohonan, hewan-hewan melata dan kebanyakan manusia.”
[55]

Ketika kita berdzikir dan bertasbih dengan menyanjung Allah, maka kita ini baru terhitung sebagian kecil dari makhluk Allah yang lainnya di alam semesta ini yang berdzikir dan bertasbih dengan memuji-Nya.
Oleh sebab itu tidak pantas bagi kita untuk lalai dari mengingat Allah
Subhanahu Wa Ta’ala. Dan janganlah kehidupan dunia dan segala macam perhuiasannya menjadikan kita lalai dari mengingat Allah.

Allah Subhanahu Wa Ta’ala berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا لا تُلْهِكُمْ أَمْوَالُكُمْ وَلا أَوْلادُكُمْ عَن ذِكْرِ اللَّهِ وَمَن يَفْعَلْ ذَلِكَ فَأُوْلَئِكَ هُمُ الْخَاسِرُون

  Wahai orang-orang yang beriman, janganlah harta bendamu dan anak-anakmu melalaikan kamu dari mengingat Allah, dan barangsiapa yang berbuat demikian maka mereka itulah orang-orang yang rugi.”[56]
 

In Sya Allah bersambung…


[1]  Surat Al-Baqoroh ayat 152
[2]  Surat Ali Imron ayat 190-191
[3]  Surat Al-Isro’ ayat 44
[4]  Surat Al-Ahzab ayat 35
[5]  Surat  Ar-Ra’ad ayat 28
[6]  Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no.6044
[7] Diriwayatkan oleh Ahmad 6/396 dishahihkan oleh Syeikh Albani dalam Shahihul Jami’ no.5644
[8] Al-Mufarridun adalah orang yang selalu menyendiri dalam menjalankan ketaatan kepada Allah
[9] Diriwayatkan oleh Muslim no.6984
[10]  Surat Al-Anfaal ayat 2
[11]  Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no.1734  dishahihkan oleh Syeikh Albani dalam Shahihul Jami’ no. 4112
[12]  Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 1727 beliau berkata: Hasan Shahih dan dishahihkan oelah Syeikh Albani dalam  Shahihul Jami’ no. 7778
[13]  Diriwayatkan oleh Abu Ya’la no.7/307 no. 4347 dan dishahihkan oleh Syeikh Albani dalam Shahihul Jami’ no. 4113
[14]  Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no.1764  beliau berkata : Hasan gharib
[15]  Lihat Kitab Zaadul Ma’ad hal 60 cetakan Muassasah Ar-Risalah Tahqiq Syu’aib Al-Arnauth dan Abdul Qodiir Al-Arnauth
[16]  Diriwayatkan oleh Al-Bukhari  no.6682
[17]  Diriwayatkan oleh Muslim no.6925
[18]  Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 3770  Beliau berkata : Hasan Gharib
[19]  Diriwayatkan oleh Muslim no. 5601
[20]  Diriwayatkan oleh At-Tirmidzi no. 3680  Beliau berkata : Hasan Gharib
[21]  Diriwayatkan oleh Muslim no.6862
[22]  Diriwayatkan oleh Muslim No.1347
[23]  Diriwayatkan oleh Muslim 6842
[24]  Diriwayatkan oleh Abu Dawud 5082 dishahihkan oleh Syeikh Albani dalam Shahihul Jami’ no. 4406 dari jalan Sahabat Khubaib
[25]  Lihat Hisnul Muslim hal.32-38 oleh Dr. Sa’id Bin ‘Ali Bin Wahf Al-Qothaniy
[26]  Diriwayatkan oleh Muslim no.6908 dari jalan  Sahabat Abdullah Bin Mas’ud
[27]  Diriwayatkan oleh Abu Dawud no.5068  dishahihkan oleh Syeikh Albani di Shahihul Jami’ no. 353
[28]  Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no.6306 Dari jalan Sahabat Syadad Bin ‘Aus
[29]  Diriwayatkan oleh Abu Dawud no.5090 Dihasankan oleh Syeikh Albani dalam kitabnya Tamamul Minnah 232
[30]  Diriwayatkan oleh Abu Dawud no.5074 Dari Sahabat Ibnu Umar dan dishahihkan oleh Syeikh Albani dalam Shahih Taghib wa Tarhib no. 659
[31]  Diriwayatkan oleh Abu Dawud no. 5088 Dari Sahabat Utsman Bin ‘Affan dan dishahihkan oleh Syeikh Albani dalam Shahul Jami’ no. 5745
[32]  Diriwayatkan Oleh At-Tirmidzi no.3686 Dishahihkan oleh Syeikh Albani di Silsilah As-Shahihah 6/421 dari jalan Sahabat Tsauban
[33]  Diriwayatkan oleh Muslim no. 6914 dari jalan Sahabat Ibnu ‘Abbas dari Juwairiyah
[34]  Diriwayatkan oleh Muslim no.6842 dari jalan Sahabat Abu Hurairoh
[35]  Diriwayatkan oleh Al-Hakim 1/562 lihat Shahih Targhib Wa Tarhib 1/273
[36]  Lihat Foot Note no. 14
[37]  Diriwayatkan oleh Abu Dawud no.101 Dan dishahihkan oleh Syeikh Albani di Shahihul Jami’ no.7514 dari jalan Sahabat Abu Hurairoh
[38]  Surat Thoha ayat 14
[39]  Diriwayatkan oleh Al-Bukhari no 874. Dari jalan sahabat Abu Hurairoh
[40]  Surat Al-Jumu’ah ayat 9
[41]  Surat Al-jumu’ah ayat 10
[42]  Diriwayatkan oleh Ahmad 16/145
[43]  Surat Al-Baqoroh ayat 183
[44]  Surat Al-Baqoroh ayat 200
[45]  Surat Al-Isro’ ayat 44
[46]  Lihat kitab Fi Dzilal Arsy Ar-Rahman hal 181-183
[47]  Surat Al-Anbiya’ ayat 20
[48]  Surat At-Tahriim ayat 6
[49]  Surat Az-Zumar ayat 75
[50]  Surat Al-Isro’ Ayat  44
[51]  Surat Al-Jumu’ah Ayat 1
[52]  Surat Shaad ayat 18
[53]  Surat Al-Anbiya’ ayat 79
[54]  Surat Ar-Ra’ad ayat 13
[55]  Surat Al-Hajj ayat 18
[56]  Surat Al-Munafiqun ayat 9

0 komentar:

Posting Komentar